Download Murattal Abu Bakr Shatri


Setelah murattal Ziyad Patel kali ini saya akan memberikan murattal yang tak kalah indahnya dengan Ziyad Patel,, yaitu murattal yang dibacakan oleh Abu Bakr Shatri..
 
Seperti biasa mari kita liad profile beliau terlebih dahulu...
 

Abu Bakr Shatri, lahir dengan nama Abu Bakr bin Muhammad Ash-Shatri. Dia lahir pada tahun 1970 di Jeddah (Saudi Arabia). Dia adalah salah satu Imam di Saudi Arabia dan juga seorang Qari.
Abu Bakr Ash-Shatri tumbuh di Jeddah dan lulus di Studi Al-Quran dari Syeikh Aymane Rochdi Suwaid pada tahun 1416 Hijriah dan kemudian memperoleh gelar master pada bidang akuntansi empat tahun kemudian.
Abu Bakr Ash-Shatri telah memimpin sholat di banyak masjid di Saudi Arabia, Seperti Al Rajihi, Said Ibn Jubair (Kandara), Abdullatif Jamil, Attakwa (Al Rawda), AChouiaibi (Assalama). Dan saat ini dia adalah Imam Masjid Al-Furqon di Hay Annassim, Jeddah.
Abu Bakr Ash-Shatri telah berpartisipasi dalam beberapa konferensi Islam dan acara-acara di banyak negara Muslim seperti Mesir, Afrika Selatan, Kuwait, dan Bahrain.
Abu Bakr Ash-Shatri sudah menikah dan sudah memiliki 4 orang anak. Dia dikenal sebagai Abu Abdurrahman (Bapaknya Abdurrahman)
 
Sekarang saya akan berikan suara indahnya...

1. Al-Fatihah (DOWNLOAD)
2. Al-Baqarah (DOWNLOAD)
3. Al-Imran (DOWNLOAD)
4. An-Nisa (DOWNLOAD)
5. Al-Maidah (DOWNLOAD)
6. Al-An'am (DOWNLOAD)
7. Al-A'raf (DOWNLOAD)
8. Al-Anfal(DOWNLOAD )
9. At-Taubah (DOWNLOAD )
10. Yunus (DOWNLOAD)


Insya Allah bila ada waktu lagi saya akan posting murattal Abu Bakr Shatri lebih banyak lagi.. Jazakumullahu khairon atas kunjungannya,, jangan lupa tinggalkan komentarnya yaa...


 

Download Murattal Ziyad Patel

Sebelum kita mendengarkan lantunan indah dari Ziyad Patel mari kita liat biografinya terlebih dahulu....                                                                                             

Qari Ziyaad Patel lahir di Ladysmith, Kwazulu Natal, Afrika Selatan. Tahun-tahun awal sekolah di putar melewati berbagai sekolah di mana ia mengambil peran kepemimpinan banyak dan merupakan kunci dalam memulai banyak struktur untuk pelajar di sekolah-sekolah tertentu di wilayah tersebut. Selama periode ini ia terpilih ketua Dewan Perwakilan Peserta didik, juga anggota dari sektor Pemuda dari Sekolah badan dan merupakan anggota eksekutif dari Kongres Nasional Afrika Liga Pemuda, Ladysmith wilayah. Ziyaad juga disekolahkan di sebuah sekolah Katolik Roma di Irlandia-Dublin.

Jalur karir Islamnya dimulai pada usia muda. Ia mulai menghafal dari AlQuran suci pada usia 11. Ia menyelesaikan hifz di bawah pengawasan dan bimbingan dari guru terkenal itu, Mufti Goolam Hassan Saib dari De Deur (Khalifa untuk Hakeem Akhtar Sahib DB) pada tahun 1994 di Ogies - Mpumalanga pada usia 14. Dia kemudian kembali ke kampung halamannya di Ladysmith untuk terus menyempurnakan Tajwid di bawah pengawasan Dr Hafiz Abdul Qadir Hansa Sahib (Senior Khalifa untuk Moulana Maseeullah RA), dan setelah itu melanjutkan ke Kairo - Mesir untuk mempelajari Tajwid Al-Makharej di Al- Azhar bawah pengawasan dan bimbingan dari Sheikh Abdullah Atiya Bayomi, di mana ia menjalani pelatihan lebih lanjut qiraah. Dia telah diberikan sebuah shahdah dari Sheikh Abdullah Attiya Bayomi, yang didukung oleh Sheik Sayed Ali Tantawi, syekh paling senior di Al-Azhar.

Setelah menyelesaikan kursus Tajwid dan pelatihan qiraah di Kairo, Qari Ziyaad pindah ke Dublin-Irlandia untuk melanjutkan sekolah sekuler. Ia pindah ke Johannesburg pada tahun 2000 dan melanjutkan untuk menyelesaikan Sertifikat Matrikulasi di Sekolah Muslim Lenasia. Dia baru saja menerima gelar di bidang Ilmu Informasi dari Universitas Johannesburg.

Dia telah bepergian. Di Yerusalem - Palestina, ia diberi kehormatan untuk rendering azan di Al-Aqsa, Haram 3rd Islam. Selama Ramadhan 1421 (2000) ia adalah tamu dari 'Co-operasi untuk Call dan Bimbingan' di Jeddah, Arab Saudi. Sheik Abu Bakar Shatiri dan Qari Ziyaad Patel yang bersama-sama diundang ke Kamar Dagang di Jeddah di mana pejabat dari seluruh Kerajaan Arab Saudi yang hadir. Ia juga dibacakan pada Abdul Latif Jameel Masjid dan Musjid-Taqwa di Jeddah di mana Al-Sheikh Sheikh Abu Bakar Shatiri adalah Imam, di antaranya dia adalah teman yang sangat dekat dan asosiasi.

Dia telah bepergian ke banyak tempat dan telah mendapat kehormatan untuk membacakan AlQuran di Masjid di Inggris, Irlandia, Turki, India, Kashmir, Mesir, Arab Saudi, Thailand, Botswana, Indonesia, Cape Town dan Alhamdulillah di seluruh Afrika Selatan. Ziyaad memimpin sebuah gaya hidup yang sangat sibuk dengan perjalanan konstan lokal maupun internasional. Qari Ziyaad juga wali dari AL-IMDAAD FOUNDATION dan juga telah di misi bantuan di seluruh dunia.

Ziyaad telah merilis beberapa album dari nasheeds. Dia juga bekerja untuk Channel Islam Internasional di mana ia dan Qari Bashir Patel disajikan Qiraaha-Tus-Saheeha, sebuah program untuk menyempurnakan bacaan AlQuran suci.
Sumber: qzp.co.za
 
Berikut saya akan memberikan lantunan indah dari qari Ziyad Patel dengan suara indahnya :
 
 

!. Al-Fatihah dan Albaqarah (DOWNLOAD)

2. Al-Baqarah 153-163 (DOWNLOAD )

3. Al-Baqarah 185-186 (DOWNLOAD)

4. Al- A'raf 40-47 (DOWNLOAD)

5. An-Nur (DOWNLOAD)

7. Al- Furqan (DOWNLOAD )

8. Al- Fath 27-29 (DOWNLOAD)

9. Al-Muzammil (DOWNLOAD )

10. Al-fil - An-nas (DOWNLOAD )

Kebangkitan dari Kubur Merupakan Aqidah Para Nabi


Masalah kebangkitan adalah merupakan aqidah dari seluruh para nabi. Masalah itu bukan hanya disampaikan oleh nabi terahir nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam sebagaimana anggapan kaum filsafat. Ahlul kalam ini menganggap masalah kebangkitan adalah ungkapan kias dan bukan makda yang sebenarnya. Yakni menganggap bahwa jasad tidak akan dibangkitkan, melainkan hanya kebangkitan ruh.

Pendapatmereka ini merupakan pendapat yang bathil. Karena Allah ta’ala telah menyatakan dalam al-qur’an dan melalui ucapan rasul-Nya bahwa kebangkitan ini dengan ruh dan jasad serta telah diberitakan kepada seluruh para nabi sejak nabi Adam ‘alaihissalam hingga penuutup para nabi, Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam.

Berita Adam ‘alaihissalam

Allah ta’ala ketika menurunkan Adam dan Hawa ke dunia, Allah mengatakan kepada mereka berdua: “Di bumi ini kalian hidup dan di bumi ini kalian mati, dan dari bumi itu kalian akan dibangkitkan”. (QS. Al-A’raf: 25)

Dalam ayat ini Allah memberitakan kepada Adam yang merupakan manusia pertama di muka bumi ini dengan berita kebangkitan yaitu kalimat “dan di bumi itu pula kalian akan dibangkitkan”

Berita Nabi Nuh ‘alaihissalam

Demikian pula ketika Allah mengutus Rasul pertama, Nuh ‘alaihissalam, Allah katakan kepadanya:

“Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanahdengan sebaik-baiknya,kemudian Dia mengembalikan ke dalam tanah dan mengeluarkan kalian (daripadanya pada hai kiamat)  drngan sebenar-benarnya”. (QS. Nuh: 17-18)

Dalam surat Nuh di atas Allah mengkisahkan tentang nabi Nuh dan dakwahnya. Ini merupakan dalil bahwa nabi Nuh pun mendapatkan berita tentang kebangkitan dan telah menyampaikan keoada umatnya.

Berita Nabi Ibrahim ‘alaihissalam

Begitu pula tentang nabi Ibrahim, Allah beritakan do’a nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang menunjukan bahwa beliau pun telah mengetahui dan menyampaikan adanya kebangkitan.

Allah ta’ala berfirman tentang do’anya nabi Ibrahim : “Ya Rabb kami, ampunilah aku dan ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.

Yang dimaksud hari hisab (perhitungan) pada ayat tersebut adalah setelah terjadinya kebangkitan.

Lebih jelas lagi jika yang dimaksud kebangkitan pada ayat tersebut adalah dengan jasad, Allah ta’ala mengkisahkan bagaimana Ibrahim bertanya bagaimana menghidupkan yang telah mati:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati?”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?”. Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku lebih mantap (dengan imanku)”. Allah berfirman: “(Bila demikian) ambilah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu”. Allah berfirman: “Laulu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggilah mereka, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagiMaha Bijaksana”. ( QS. Al-Baqarah: 260)

Ayat tersebut dengan jelas menerangkan bahwa kebangkitan tersebut dengan ruh dan jasadnya. Dan juga membeuktikan bahwa nabi Ibrahim telah mengetahui tentang kebangkitan dengan jasad.

Berita Nabi Musa ‘alaihissalam

Allah telah memberitakan kepada Musa ‘alaihissalam tentang kebangkitan ketika tejadi pembunuhan pada kaumnya. Mereka diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi. Allah berfirman:

“Lalu kami berfirman: “ Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota!” Demikian Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dengan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian mengerti”. (QS. Al-Baqarah: 73)

Ayat tersebut menunjukkan kekuasaan-Nya kepada Nabi Musa dan Bani Israil untuk membangkitkan orang yang telah mati. Dan dihidupkannya orang yang telah terbunuh tersebut sebagai bukti kekuasaan Allah untuk membangkitkan seluruh manusia pada hari kiamat.

Berita Malaikat

Secara umum Allah beritakan tentang perkataan malaikat kepada penduduk neraka dengan kalimat yang mencemooh mereka dan mengingatkan mereka baha mereka pernah diberikan kabar tentang kebangkitan.

“Orang-orang kafir mereka dibawa ke neraka Jahannam berombang-ambing. Sehingga ketika mereka sampai di neraka itu dibukakanlah pintu-pitnunya dan berkata kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kalian rasu;-rasul diantara kalian yang mebacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian dan memperingatkan kepada kalian akan pertemuan pada hari ini?”Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”Tetapi telah berlalu ketetapan adzab terhadap orang-orang kafir”. (QS. Az-Zumar: 71)

Ayat tersebut merupakan bukti bahwa seluruh umat manusia telah diberitahukan tentang hari kebangkitan. Dan berarti semua manusia pada zaman manapun telah mendapatkan berita tentang kebangkitan tersebut dari nabi-nabi mereka.

Berita Al-qur’an tentang Iblis

Jangankan para nabi atau orang-orang shalih pengikut mereka. Iblis sekalipun telah mengetahui adanya kebangkitan. Sebagaimana Allah kisahkan ketika Iblis meminta ditunda kematiannya dengan kalimat:

“Ya Tuhanku, beri tanggulah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)”. (QS. Shad : 79-81)

Maka sungguh keterlaluanlah orang-orang yang mengingkari kebangkitan, yabf berarti mereka dalam hal ini lebih jelek daripada Iblis.

(Di kutip dari risalah dakwah Manhaj Salaf, edisi 64/Th.1 penulis: Ust. Muhammad Umar as-Sewed)

Meraih Kebahagiaan Hakiki


Tidak ada orang yang tidak ingin hidupnya bahagia. Semua orang ingin hidup bahagia. Namun hanya sedikit yang mengerti arti bahagia yang sesungguhnya. Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang , bahkan menjai simbol keberhasilan sebuah kehidupan. Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segalanya untuk meraih hidup bahagia. Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut adalah bagaimana hidup bahagia.

Hidup bahagia merupakan cita-cita tertinggi setiap orang baik yang mukmin maupun yang kafir kepada Allah ta’ala. Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk, maka mereka telah mengorbankan segalanya untuk meraih hidup bahagia, akan tetapi tidak dia dapati dan sia-sia pengorbanannya. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan, maka mereka telah siap mengorbankan apa saja yang dituntutnya. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, maka telah berusaha untuk meraihnya dengan apapun juga dan mereka tidak dapati. Demikianlah gambaran cita-cita hidup kebahagiaan.

Apakah tercela orang-orang yang menginginkan demikian?? Apakah salah bila orang yang bercita-cita untuk bahagia dalam hidup?? Lalu apakah hakikat kehidupan bahagia itu??. Pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban agar setiap orang tidak putus asa ketika dia menjalani pengorbanan hidup tersebut.

Hakikat Hidup Bahagia

Mendefinisikan hidup bahagia sangatlah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata dan sangat mudah untuk disusun dalam bentuk kalimat. Dalam kenyataannya telah banyak oran yang tampil untuk mendefinisikannya sesuai dengan isi pandang masing-masing. Ahli ekonomi mendefinisikannya sesuai dengan bidang dan tujuan ilmu perekonomian. Ahli kesenian mendefinisikan sesuai dengan ilmu kesenian. Mari kita lihat bimbingan Allah ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang hidup bahagia. Allah Ta’ala berfirman:

“Kamu tidak akan menemukan satu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling cinta mencinta kepada orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya walaupun mereka adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka dan keluarga-keluarga mereka. Mereka adalah orang yang telah dicatat di hati-hati mereka keimanan dan diberikan pertolongan, memasukan mereka kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan kekal di dalamnya.  Allah meridhai mereka dan mereka ridha kepada Allah. Ketahuilah mereka adalah (hizb) pasukan Allah dan ketahuilah bahwasannya pasukan Allah itu pasti menang”. (QS. Al-Mujadalah;22)

Dalam ayat ini jelas bagaimana Allah ta’ala menyebutkan orang-orang yang bahagia dan mendapatkan kemenangan di dunia dan di akhirat. Mereka adalah orang orang yang beriman kepada Allah ta’ala dan hari akhir serta orang-orang yang menjunjung tinggi makna al-wala (loyal) dan al-bara’ (benci) sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘alai wa sallam.

As-Sa’dy dalam tafsir beliau mengatakan: “Orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini adalah orang-orang yang telah dicatat dalam hati-hati mereka keimanan. Artinya Allah mengokohkan dalam diri mereka keimanan dan menahannya sehingga tidak goncang dan terpengaruh sedikitpun dengan syubhat dan keraguan. Dialah yang telah dioerkuatkan oleh Allah pertolongan-Nya yaitu menguatkannya dengan wahyu-Nya, ilmu dari-Nya, pertolongan dan segala kebaikan. Merekalah orang-orang yang mendapat kebahagiaan dalam hidup di negeri dunia dan akan mendapat segala macam nikmat di dalam surga dimana di dalamnya terdapat segalaapa yang diinginkan oleh setiap jiwa dan menyejukan hatinya dan segala apa yang diinginkan, dan mereka juga akan mendapatkan nikmat yang paling utama dan besar yaitu mendapat ridha Allah dan tidak akan mendapat murka selama-lamanya dan mereka ridha terhadap apa yang diberikan oleh Rabb mereka dari setiap kemuliaan, pahala yang banyak, kewibawaan yang tinggi dan derajat yang tinggi. Hal ini dikarenakan mereka tidak melihat yang lebih dari apa yang diberikan oleh Allah Ta’ala.

Kebahagiaan hidup itu terletak pada dua perkara yang mendasar: Kebagusan jiwa yang dilandasi oleh iman yang benar dan kebagusan amal yang dilandasi oleh ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah.

Kebahagiaan Yang Hakiki Dengan Aqidah

Orang yang beriman kepada Allah dan mewujudkan keimanannya tersebut dalam amal mereka adalah orang yang bahagia dalam hidup. Merekalah yang apabila mendapat ujian hidup merasa bahagia dengannya karena mengetahui semua yang datang dari Allah Ta’ala, dan di belakang kejadian ini ada hikmah yang belum terbetik pada dirinya yang dirahasiakan oleh Allah sehingga menjadikan dia sabar dalam menerimanya. Dan apabila mereka mendapat kesenangan, mereka bahagia dengannya karena mereka mengetahui bahwa semuanya itu datang dari Allah yang mengharuskan dia bersyukur kepadanya.

Alangkah bahagianya hidup kalau dalam setiap waktunya selalu dalam kebaikan. Bukankah bersabar termasuk dalam kebaikan?? Bukankah bersyukur juga termasuk dari kebaikan?? Diantara sabar dan bersyukur ini orang-orang yang beriman yang berlabuh dengan bahtera imannya dalam mengarungi lautan hidup.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dan tidaklah seseorang diberikan suatu pemberian lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesabaran itu adalah Cahaya

Umar bin Khathab Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami menemukan kebahagiaan hidup dengan kesabaran”. (HR. Bukhari)

Rasullah terheran dengan kehidupan orang-orang yang beriman, dimana mereka selalu dalam kebaikan siang dan malam: “Sungguh sangat mengherankan urusannya orang yang beriman, dimana semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidaklah didapati kecuali orang-orang yang beriman. Kalau dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur. Maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya, dan kalau dia ditimpa mudharat mereka bersabar, maka itu merupakan satu kebaikan baginya”.

Dalam meraih kebahagiaan hidup manusia terbagi menjadi tiga golongan:

Pertama, Orang mengetahui jalan tersebut, dan dia berusaha untuk menempuhnya walaupun harus menghadapi resiko yang sangat dahsyat. Dia mengorbankan segala apa yang diminta oleh perjuangan tersebut wlaupun harus mengorbankan nyawa. Dia mempertahankan diri dalam amukan badai kehidupan dan berusaha menggandeng tangan keluarganya untuk bersama-sama menyelamatkan diri.

Karna pejuangan yang gigih itu, Allah mencatatnya dalam barisan orang-orang yang tidak merugi dalam hidup, dan selalu mendapat kemenangan dunia dan ahirat. Merea itulah orang-orang yang beriam dan beramal shalih dan merkalah pemilik kehidupan yang hakiki.

Kedua, 0rang yang mengetahui jalan kebahagiaan yang hakiki tersebut namun dikarenakan kelemahan iman yang ada pada dirinya menyebabkan dia menempuh jalan yang lain dengan cara merendahkan dirinya dihadapan hawa nafsu. Merekalah orang-orang yang memilih kebahagiaan yang semu daripada kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di ahirat. Mereka menanggalkan baju ketakwaannya, mahkota keyakinannya, dan menggugurkan ilmu yang ada pada dirinya. Merka adalah orang-orang yang berada pada barisan lemah imannya.

Ketiga, orang yang sama sekali tidak mengetahui jalan kebahagiaan tersebut sehingga harus berjalan di atas duri-duri yang tajam dan menyangka kalu demikian itu merupakan kebahagiaan yang hakiki. Orang yang seperti ini adalah orang-orang yang merugi.

Kebahagiaan hidup dan kemuliaannya bersama keteguhan, berpegang dengan agama, dan bersegera mewujudkan dalam bentuk amal shaleh. Hidup harus bertarung dengan fitnah  sehingga dengannya harus ada yang menemukan kegagalan dirinya dan terjaluh pada kehinaan dimata Allah dan dimata makhluknya. ~Wallahu’alam~

(Dikutip dari risalah dakwah Al-Qudwah edisi 06/Th.1/Aqidah)

Orang Mati Tidak Dapat Mendengar


Di antara sebab-sebab kesyirikan dalam bentuk meminta-minta pada kuburan-kuburan adalah anggapan mereka bahwa ruh-ruh orang yang telah mati masih ada di sekitar kuburan danmasihdapat mendengar dan berhubungan dengan yang memintanya.

Anggapan ini adalah anggapan yang bathil dan telah dibantah oleh para ulama dari semua madzhab yang ada termasuk madzab imam Syafi’i dan madzah imam Hanafi. Hal ini dikarenakan telah jelas dan shahih dalil-dalil yang menyatakan bahwa ora-orang yang telah mati itu putus hubungan dengan orang yang masih hidup. Dan ruh-ruh mereka berada pada alam lain yaitu alam barzakh yang tidak berkaitan dan terpisah dengan alam dunia.

1.  Dalil tentang telah terputusnya hubungan antara orang yang telah mati dengan yang masih hidup

 

Di antara hadist yang menyatakan terputusnya hubungan antara orang yang telah mati dengan yang masih hidup adalah:

 

“Jika telah mati seorang manusia maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga hal: shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya atau anak shalih yang mendoakan baginya” (HR. Muslim).

 

2.  Dalil mengenai tempat atau alam bagi orang yang telah mati adalah alam lain terpisah dari alam dunia

 

Allah berfirman : “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga datang kematian pada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang di ucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (alam barzakh) sampai hari mereka di bangkitkan”. (QS. Al-Mu’minun: 99-100).

 

3.  Dalil-dalil tentang orang yang mati tidak dapat mendengar

 

Allah berfirman: “Dan tidak (pula) sama-sama orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang di dalan kubur dapat mendengar”. (QS. Fathir:22)

 

“ ...Dan orang-orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tidak memiliki apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru kepada mereka, mereka tidak akan mendengar seruan kalian, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan di hari kiamata mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian, dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepada kalian sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”. (QS. Fathir: 13-14)

 

Ayat ini berbicara tentang perbuatan kaum musyrikin yang meminta-minta kepada para wali dan par nabi seperti kaum Nasrani yang meminta kepada Isa dan kaum Musyrikin Arab meminta kepada kuburan orang shalih Latta. Dan Allah menyatakan bahwa mereka tidak mendengar doa mereka.

 

Ini merupakan dalil bahwa orang shalih atau bahkan nabi sekalipun yang telah wafat tidak dapat mendengar, kecuali pada saat-saat tertentu yang telah di kabarkan pada beberapa hadist shahih.

 

Kalimat Allah “... Dan kalau mereka mendengarmenunjukan bahwa pada saat-saat tertentu mereka mendengar seperti ketika diberi salam,ketika dibangkitkan untuk ditanya oleh dua malaikat dan lain-lain. Karena mereka telah mati dan terputus seluruh amalannya, tidak dapat beramal apapun, dan tidak dapat membantu dengan bantuan apapun.

 

Jadi, atas dasar apakah mereka meratap dan meminta pada kuburan-kuburan orang shalih??? ~wallahu’alam~

Menyongsong Kematian


Pintu Taubat Belum Ditutup

Kematian adalah hal yang pasti, tidak dapat dimajukan maupun dimundurkan dn semua telah tertulis dalam catatan takdir, maka seorang yang beriman tentu akan memepersiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian itu.

Untuk itu perbanyaklah bertaubat kepada Allah ta’ala, wahai saudaraku kaum muslimin beramallah! Minta ampunlah kepada Allah dari dosa-dosa yang telah lalu dengan bertekad untuk menempuh hidup bau di jalan Allah. Allah Maha Penganmpun lagi Maha Penyayang akan menerima taubat hamba-Nya sebesar apapun dosanya. Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan dari Annas bin Malik dikatakan:

“Allah berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apapun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa-dosamu dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan penuh itu pula ampunan” (HR. Tirmidzi- dan beliau menghasankannya).

Bertaubatlah! Dan jangan putus asa dari rahmat Allah. Rahmat dan ampunan Allah lebih luas dari dosa-dosamu, Allah senang dengang taubat hamba-Nya dan mengatakan dengan kasih sayang-Nya:

“Katakanlah: Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS. Az-Zumar:53)

Jika telah datang kematian dan kita belum sempat bertaubat, maka jangan kita salahkan kecuali diri kita sendiri. Jika Allah mengadzabnya di alam kubur, maka Allah mengadzabnya dengan keadilan. Jika Allah menghimpitkan bumi ketubuhny, sehingga tulang-tulang rusuk saling bersilangan, maka Allah menyiksanya dengan keadilan-Nya. Dan jika mereka merasakan kesengsaraan di padang Mahsyar dan tidak mendapatkan naungan Allah ~pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya~ maka itu adalah akibat perbuatan mereka sendiri. Dan ketika mereka di adzab di neraka, itu adalah karena kesalahan mereka

Allah telah menurunkan kitab-kitabNya dan mengutus para rasul-Nya, Allah telah memperingatkan manusia dengan kematian, Allah telah memperingatkan untuk bertaubat sebelum ajal tiba. Dan Allah telah mewasiatkan kepada kita untuk berfatwa kepada-Nya dan jangan sampai kita mati kecuali dalam keadaan bertaqwa.

Kebaikan dan rahmat Allah telah dicurahkan, Jalan dan rambu-rambu telah di gariskan. Apa yang bermanfaat bagi mereka dan yang bermudharat bagi mereka telah dijelaskan. Maka barangsiapa yang menghendaki kebaikan ikutilah jalan dan rambu-rambu itu. Sedangkan barangsiapa yang menolaknya, berarti enggan untuk mendapatkan kebaikan yang kekal dan memilih kebinasaan.

Dengan demikian orang-orang yang enggan untuk masuk surga adalah mereka yang memilih kebinasaan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:  “Telah kutinggalkan bagi kalian petunjuk yang nyata. Malamnya seperti siangnya sama (terangnya), tidaklah menyimpang setelahku kecuali dia akan binasa” (HR. Ibnu ‘Ashim dalam kitab “Assunnah”-nya). Hanya oranng sombonglah yang enggan untuk masuk surga. Hanya manusia yang kejilah yang mengingkari kenikmatan Allah dan tidak mensyukurinya.

 

Saat Pintu Taubat Akan Ditutup

Ingatlah wahai saudaraku, kematian terus mendekat hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hal itu semakin dekat pintu taubat di tutup. Dari Abi Abdirrahman  bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai keduanya) dari Nabi beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya”. (HR. Tirmidzi dan beliau katakan hadistnya hasan). Dan beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, niscaya Allah akan menerima taubatnya”. (HR.Muslim).

Barangsiapa yang terlalu yakin umurnya akan panjang, maka dia akan kecewa, barangsiapa yang merasa akan terus hidup dan tidak akan mati pasti dia akan merugi. Dan barangsiapa yang ingin hidup seribu tahun lagi, maka dialah Yahudi yang cinta dunia dan takut mati.

Dengan iman dan amal shalihlah seharusnya kita menyongsong kematian ini dengan tenang, hingga kita akan dipanggil oleh Allah dengan ucapan: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya”. (QS.Al-Fajr:27-28)

Wallahu’alam.