Menyongsong Kematian


Pintu Taubat Belum Ditutup

Kematian adalah hal yang pasti, tidak dapat dimajukan maupun dimundurkan dn semua telah tertulis dalam catatan takdir, maka seorang yang beriman tentu akan memepersiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian itu.

Untuk itu perbanyaklah bertaubat kepada Allah ta’ala, wahai saudaraku kaum muslimin beramallah! Minta ampunlah kepada Allah dari dosa-dosa yang telah lalu dengan bertekad untuk menempuh hidup bau di jalan Allah. Allah Maha Penganmpun lagi Maha Penyayang akan menerima taubat hamba-Nya sebesar apapun dosanya. Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan dari Annas bin Malik dikatakan:

“Allah berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apapun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa-dosamu dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan penuh itu pula ampunan” (HR. Tirmidzi- dan beliau menghasankannya).

Bertaubatlah! Dan jangan putus asa dari rahmat Allah. Rahmat dan ampunan Allah lebih luas dari dosa-dosamu, Allah senang dengang taubat hamba-Nya dan mengatakan dengan kasih sayang-Nya:

“Katakanlah: Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS. Az-Zumar:53)

Jika telah datang kematian dan kita belum sempat bertaubat, maka jangan kita salahkan kecuali diri kita sendiri. Jika Allah mengadzabnya di alam kubur, maka Allah mengadzabnya dengan keadilan. Jika Allah menghimpitkan bumi ketubuhny, sehingga tulang-tulang rusuk saling bersilangan, maka Allah menyiksanya dengan keadilan-Nya. Dan jika mereka merasakan kesengsaraan di padang Mahsyar dan tidak mendapatkan naungan Allah ~pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya~ maka itu adalah akibat perbuatan mereka sendiri. Dan ketika mereka di adzab di neraka, itu adalah karena kesalahan mereka

Allah telah menurunkan kitab-kitabNya dan mengutus para rasul-Nya, Allah telah memperingatkan manusia dengan kematian, Allah telah memperingatkan untuk bertaubat sebelum ajal tiba. Dan Allah telah mewasiatkan kepada kita untuk berfatwa kepada-Nya dan jangan sampai kita mati kecuali dalam keadaan bertaqwa.

Kebaikan dan rahmat Allah telah dicurahkan, Jalan dan rambu-rambu telah di gariskan. Apa yang bermanfaat bagi mereka dan yang bermudharat bagi mereka telah dijelaskan. Maka barangsiapa yang menghendaki kebaikan ikutilah jalan dan rambu-rambu itu. Sedangkan barangsiapa yang menolaknya, berarti enggan untuk mendapatkan kebaikan yang kekal dan memilih kebinasaan.

Dengan demikian orang-orang yang enggan untuk masuk surga adalah mereka yang memilih kebinasaan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:  “Telah kutinggalkan bagi kalian petunjuk yang nyata. Malamnya seperti siangnya sama (terangnya), tidaklah menyimpang setelahku kecuali dia akan binasa” (HR. Ibnu ‘Ashim dalam kitab “Assunnah”-nya). Hanya oranng sombonglah yang enggan untuk masuk surga. Hanya manusia yang kejilah yang mengingkari kenikmatan Allah dan tidak mensyukurinya.

 

Saat Pintu Taubat Akan Ditutup

Ingatlah wahai saudaraku, kematian terus mendekat hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hal itu semakin dekat pintu taubat di tutup. Dari Abi Abdirrahman  bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai keduanya) dari Nabi beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya”. (HR. Tirmidzi dan beliau katakan hadistnya hasan). Dan beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, niscaya Allah akan menerima taubatnya”. (HR.Muslim).

Barangsiapa yang terlalu yakin umurnya akan panjang, maka dia akan kecewa, barangsiapa yang merasa akan terus hidup dan tidak akan mati pasti dia akan merugi. Dan barangsiapa yang ingin hidup seribu tahun lagi, maka dialah Yahudi yang cinta dunia dan takut mati.

Dengan iman dan amal shalihlah seharusnya kita menyongsong kematian ini dengan tenang, hingga kita akan dipanggil oleh Allah dengan ucapan: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya”. (QS.Al-Fajr:27-28)

Wallahu’alam.

2 komentar:

Unknown 29 Desember 2013 pukul 05.39  

ini blog nyo oviie yah

Unknown 29 Desember 2013 pukul 16.35  

iyaahhhh,, nii sapa kaahh"??

Posting Komentar